Gus Ajik: Bersungguh-Sungguhlah dalam Menjemput Hidayah

    Gus Ajik: Bersungguh-Sungguhlah dalam Menjemput Hidayah

    Orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjuang) di jalan Kami, sungguh akan Kami berikan petunjuk (hidayah) kepada mereka untuk istiqamah di jalan Kami.

    (QS. Al-Ankabut: 69).

    Hidayah itu bukan ditunggu tapi dijemput dengan segera, jangan menunggu waktu tua untuk menjemput hidayah, karena bisa jadi bukan hidayah yang akan mendatangi kita terlebih dahulu, tetapi kematian. 

    Hidayah itu mahal dan berharga sangat beruntung orang yang mendapat hidayah, Dia akan merasakan kebahagiaan dunia-akhirat kebahagiaan hati, ketentraman jiwa dan ketenangan yang sejati

    Dari itu bersungguh-sungguhlah dalam menjemput hidayah, ketika kita merasa terketuk untuk berhijrah, maka bersegeralah niatkan semata-mata hanya untuk Allah. Carilah shabat yang shaleh ataupun shalihah yang mampu mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

    Jika hari kemarin kita hanya sibuk dengan mengobrol yang tidak bermanfaat, hari ini kita ganti obrolan itu dengan membaca Al-quran dan mentadaburinya setiap ayat yang terkandung didalamnya. 

    Ingatlah hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang mendapatkan hidayah.

    “Allah menggantungkan/mengkaitkan hidayah dengan perjuangan/jihad. Manusia yang paling sempurna hidayahnya adalah yang paling besar jihadnya. Jihad yang paling utama yaitu jihad mendidik jiwa, jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan setan dan jihad melawan fitnah dunia.”

    [Al-Fawaid, hlm. 59]

    Bersungguh-sungguhlah dalam melawan nafsu dunia dan syahwat yang menipu, melawan gengsi dunia dan sombong. Melawan kerasnya hati yang sudah mulai mati karena terlalu banyak berbuat dosa dan kemaksiatan.

    Bersegeralah untuk hijrahlah. sebab, jika kita hanya terus-terusan dalam menunggu datangnya hidayah untuk bisa menjadi lebih baik, maka bisa jadi yang lebih dulu mendatangani kita adalah ajal. Karena kita tidak tahu kapan Allah akan meminta kembali kehidupan yang telah Dia pinjamkan kepada kita, dan tidakkah kita merasa khawatir sebab kebaikan yang kita miliki masih belum cukup sebagai pertanggung jawaban dihadapan-Nya kelak.

    Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufiq dan hidayah-Nya agar kita semua bisa merasakan kenikmatan kehidupan yang sesungguhnya.

    Agung Libas

    Agung Libas

    Artikel Sebelumnya

    Nasa: Hakikat Tawakal

    Artikel Berikutnya

    Gus Ajik: Teruntuk Diri Sendiri

    Berita terkait